Anak – anak itu teguh berdiri memandang langit
Awan gelap mengepal, mendung, hitam
Namun, tak tampak keresahan dalam diri mereka
Sambil terus memandang dan mengamati sekelilingnya...
Untaian mata air turun perlahan
Laksana gurun pasir yang merindukan mata air
Laksana pujangga menunggu sang kekasih...
Senyum dan tawa terkembang dari sebuah bibir mungil mereka
Terbawa, terbaca oleh alam
Kerinduan akan tetesan air hujan bak mutiara
Mengalir hingga ...
Anak – anak itupun berlarian
Seolah telah menggapai sebuah harapan
Dendangan – dendangan mengiringi musik alam
Hentakan kaki kecil mereka membentuk irama
Bermain, melompat, ....
Tak ada takut dan cemas..
Yang mereka tahu hanyalah hujan
Yang mereka ingin adalah bermain
Yang mereka harap hanyalah tawa